Selasa, 10 November 2015

Tugas Seni Musik Resensi Buku, Karya: Elvina Gunawan, Kelas: X IPS 1



Resensi Buku


                                                                  

                             a.Judul buku                    : Chrisye Sebuah Memoar Musikal
                             b.Pengarang                    : Chrisye dan Alberthiene Endah
                             c.Penerbit                        : PT. Gramedia Pustaka Utama
                             d.Kota terbit                     : Jakarta.
                             e.Tahun terbit                  : Februari 2007
                             f.Tebal halaman             :  276 halaman.

Pada zaman sekarang, ada berbagai macam jenis musik yang bisa kita dengarkan dan nikmati. Salah satu lagu yang enak didengar dan masih dinikmati dari zaman dahulu sampai sekarang adalah kala cinta menggoda, lilin-lilin kecil, aku cinta dia, hip-hip hura, pergilah kasih, badai pasti berlalu dan lain-lain. Lagu-lagu tersebut adalah lagu jadul yang dinyanyikan oleh Chrisye, bahkan lagu-lagu tersebut diaransemen ulang oleh musisi dan artis terkenal Indonesia sampai sekarang ini. Chrisye adalah seorang musisi, pencipta lagu, dan Chrisye sering disebut sebagai penyanyi legendaris Indonesia yang tetap dikenang sampai sekarang.

Chrismansyah Rahadi atau lebih dikenal dengan nama Chrisye ini lahir di Jakarta pada tanggal 16 september 1949. Beliau adalah anak dari seorang Ayah yang bernama Laurens Rahadi yang berdarah betawi dan cina yang lahir di Jakarta pada tanggal 14 juli 1918 dan seorang Ibu yang bernama Hanna Rahadi. Chrisye anak kedua dari 3 bersaudara. Nama saudara-saudara yang lain adalah Joris (kakak Chrisye) dan Vicky (adik Chrisye). Ayahnya bekerja di Dinas Perumahan Jakarta. Ayah dan Ibunya bukan pemusik, mereka adalah figur orang tua yang tidak pernah memimpikan anaknya menjadi pemusik.

Pada saat Chrisye masih balita, Chrisye dan keluarganya tinggal di sebuah rumah kecil digang sempit, jalan talang no 29. Chrisye sering disebut sebagai anak menteng yang identik dengan kawasan elit, tetapi Chrisye tidak merasa kalau dirinya adalah orang kaya, beliau tetap anak yang berasal dari keluarga sederhana. Tahun 1954 pada saat Chrisye berusia 5 tahun, Chrisye dan keluarganya pindah ke rumah baru dijalan pegangsaan yang kondisinya jauh lebih bagus, halaman rumahnya lebih luas dan pemandangan depan rumah mereka adalah rel kereta api dan pasar cikini.

Ketika Chrisye duduk di Sekolah Dasar (SD) terdapat pengalaman yang tidak pernah terlupakan oleh Chrisye, pengalaman tersebut adalah ketika Chrisye pulang sekolah, ada sekumpulan anak yang membawa batu dan melemparkan batu tersebut kepada Chrisye, sekumpulan anak tersebut menghina Chrisye dengan perkataan:”Cina! Lo Cina ya! Cina! Cina! Cina!”. Chrisye berusaha menjauh dari sekumpulan anak tersebut sambil memegang kepalanya yang berdarah akibat lemparan batu tersebut. Chrisye tidak menceritakan kejadian tersebut kepada orang tuanya karena Chrisye takut dimarahi dan masalah tersebut menjadi diperbesar oleh orang tuanya. Setelah kejadian tersebut Chrisye menjadi anak yang minder dan tertekan. Di Sekolah Chrisye menjadi tidak mau terlibat dalam acara apapun karena ia takut menjadi sorotan dan orang menyadari bahwa ia adalah orang cina.

Saat memasuki masa SMP Chrisye bersekolah di SMPK III di Ponogero. Saat itu Chrisye selalu di didik oleh Ibunya agar Chrisye menjadi anak yang hebat dan mandiri. Bentuk didikan tersebut berupa kedisiplinan misalnya Chrisye wajib menyetrika baju seragam Sekolah sendiri. Ibunya mengajari Chrisye menjahit dan memasang kancing.

Saat Chrisye duduk dibangku SMA PSKD Menteng. SMA PSKD Menteng dikenal sebagai gudangnya anak-anak bandel, tapi kreatif dalam hal seni. Pada saat itu SMA PSKD sering mengadakan lomba-lomba musik dan band, sehingga membuat Chrisye semakin tertarik dengan dunia musik. Demam the beatles melanda sekolah SMA PSKD yang membuat para siswa dan siswinya membentuk band. Melihat keinginan Chrisye dan Joris untuk bermain musik, Ayah mereka membelikan 2 buah gitar untuk mereka. Tetapi Chrisye lebih menyukai gitar bass. Sejak saat itu Chrisye aktif mengikuti acara-acara musik yang diadakan oleh Sekolahnya. Waktu di SMA karena pengaruh pergaulan, Chrisye diam-diam merokok. Pada suatu hari Chrisye ditangkap oleh Kepala Sekolah karena ketauan merokok, lalu Chrisye dihukum. Tetapi setelah kejadian tersebut Chrisye tetap terus merokok dan menjadi perokok berat.

Pada tahun 1968 Chrisye mendaftar di Universitas Kristen Indonesia (UKI) untuk menjadi insinyur seperti keinginan Ayahnya, tetapi dia tidak dapat menyelesaikan kuliahnya karena di drop out. Chrisye masuk kedalam band yang bernama Gipsy, dan band Gispy tampil di New York. Pada pertengahan tahun 1975, Orang Tua Chrisye memberi tahu bahwa saudaranya Vicky meninggal akibat infeksi lambung.

Pada tahun 1981 Chrisye mulai mendekati sekretaris Guruh Soekarnoputra bernama Gusti Firoza Damayanti Noor (Yanti). Yanti mempunyai keturunan Dayak dan Minang, ia juga seorang penyanyi yang berasal dari keluarga musisi, dia juga sering membahas musik dengan Chrisye.

Pada tahun 1982 Chrisye masuk islam, karena dalam agama islam tidak mengizinkan pernikahan antara wanita muslim dengan pria non muslim. Pada tanggal 12 Desember 1982 Chrisye dan Yanti menikah disuatu acara bergaya adat padang. Chrisye dan Yanti mempunyai 3 anak yaitu Rizkia Nurannisa, Risti Nurraisa, dan mempunyai anak kembar laki-laki bernama Rainda Prashatya dan Randa Pramasya.

Pada bulan juli 2005 Chrisye dibawa ke Rumah Sakit Pondok Indah karena sesak nafas. Setelah 13 hari dirawat, beliau dipindahkan ke Rumah Sakit Mount Elizabeth di Singapura karena Chrisye mengidap penyakit kanker paru-paru. Kesehatan Chrisye mulai membaik lagi pada tahun 2006 dan beliau juga menghasilkan 2 album komplikasi yang berjudul Chrisye by Request dan Chrisye Duets. Pada awal februari 2007 kondisi fisiknya memburuk dan pada 30 maret 2007 Chrisye meninggal pada usia 57 tahun pukul 04:08 WIB dirumahnya di Cipete, Jakarta Selatan. Chrisye dikebumikan di TPU Jeruk Purut.

Semasa hidupnya Alm. Chrisye memperoleh banyak penghargaan mulai dari penghargaan nasional hingga penghargaan internasional. Alm. Chrisye juga banyak mengeluarkan banyak album yang lagu-lagunya masih terkenal sampai sekarang. Alm. Chrisye adalah sosok yang sederhana dan rendah hati. Walaupun Alm. Chrisye sudah menjadi penyanyi terkenal namun kehidupan beliau sehari-harinya sangat memperhatikan keluarga dan selalu meluangkan waktu untuk anak-anak dan istrinya ditengah kesibukan pekerjaannya.

Kelebihan buku ini yaitu nama dan peristiwa yang penting diberi penjelasan. Terdapat banyak foto-foto dari biografi tersebut. Buku ini menggunakan bahasa sehari-hari sehingga mudah dipahami oleh para pembacanya.

Kekurangan buku ini yaitu bukunya tidak berwarna karena cetakan buku yang sudah lama. Gambarnya kurang menarik karena gambar yang ada dibuku ada yang tidak jelas.

Rekomendasi tentang buku yaitu buku ini sangat berguna bagi kita karena menambah pengetahuan dan wawasan. Didalam buku ini juga banyak mencantumkan kata-kata motivasi yang bisa kita ambil dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya “Bermimpilah, sebab harapan akan memberi hidup. Berkaryalah, sebab seni akan memberi makna”.